beranda

Kamis, 21 Juni 2012

firman allah SWT tentang menuntut ilmu

"Allah mengakui bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain dari padanya dan malaikat - malaikat mengakui dan orang-orang berilmu yang tegak dengan keadilan " ( S.Ali Imran ayat18 )

"Katakanlah!Adakah sama antara orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu?" 
( S.AZ-Zumar,ayat 9)

"Sesungguhnya yang takut akan Allah daripada hambanya ialah ulama 
( ahli ilmu ).(S.Fathir,ayat 28 )

"Katakanlah ! cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu dan dan orang-orang yang padanya ada pengetahuan tentang AL-Quran".( S.Ar-Ra'd,ayat 43 )

" Berkatalah orang-orang yang berpengetahuan:Malang nasibmu!Pahala dari Allah lebih baik untuk orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan baik".(S.Al-Qashash,ayat80)

"Sesungguhnya Kami telah datangkan kitab kepada mereka,kami jelaskan dengan pengetahuan". (S.Al-A'raaf,ayat 7 )

"Contoh-contoh itu Kami buat untuk manusia dan tidak ada yang mengerti kecuali orang-orang yang berilmu".(S.AL-Ankabuut,ayat 43 ).

firman allah SWT tentang zakat

1. Thoharoh (membersihkan, mensucikan)
Firman Allah Ta'ala: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka." (QS. At-Taubah:103)

2. Namaa' (tumbuh, berkembang)
Firman Allah Ta'ala: "Allah memusnahkan ribaa' dan menyuburkan sedekah" (QS. Al-Baqarah:276)

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari hadits Abu Rabsyah Al-An Maary: "Harta tidak akan berkurang dengan dishodaqohkan" (HR. Tirmidzi, kitab Az Zuhd jilid 4 hal. 487 no. 2325, kata Imam Tirmidzi: "Hadits ini hasan shohih")

Berkata Al Hafidz Ibnu Hajar Al-Atsqolani: "Tanaman itu telah Zakka, yakni berkembang dan tumbuh" (Fathul Baari, kitab zakat jilid 3 hal. 262)

3. Al-Barokah
Firman Allah Ta'ala: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Allah akan menggantinya" (QS. Saba' : 39)
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari hadits Abu Hurairoh radhiallohu anhu: Allah Ta'ala berfirman dalam hadits qudsi: "Hai anak Adam berinfaklah niscaya Aku akan berinfak untukmu" (HR. Bukhori no. 4684, Kitab Tafsir surat Hud 8 : 352; Muslim no. 2305, Kitab Zakat 7:81)

4. Al-Madh (Pujian)
Dalam hadits Abu Hurairoh tentang kisah Zainab Ummul Mukminin: " . . . Bahwa Zainab namanya adalah Barroh maka dikatakan 'dia memuji dirinya' maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallammenamainya Zainab." (HR. Muslim, Kitab Al Azab Juz 14, hal. 346 no. 5572)

5. Amal Sholeh
Firman Allah Ta'ala: "Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu...." (QS. al-Kahfi 18:81). Imam Al-Farro' mengatakan: arti 'yang lebih baik kesuciannya' adalah yang lebih baik amal sholehnya. (lihat An Nihayah karya Ibnu Al Atsir jilid 2 hal. 307; Lisanul Arab karya Ibnul Mandzur jilid 6 hal 64-65)

Firman ALLAH Tentang Kematian



Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
(Ali Imran : 185).

“Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” 
(Luqman : 34).


“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” 
(Al-Anbiya : 35).

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” 
(Ali Imran : 145)

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya).” 
(Al An-am : 2).

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, ‘Ini adalah dari sisi Allah,’ dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan, ‘Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad).’ Katakanlah, ‘semuanya (datang) dari sisi Allah’. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” 
(An-Nisa’ : 78).

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” 
(Al-An’am : 95).

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasuci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat.” 
(Al-Mukminun : 12-16).

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” 
(Al-A’raf : 57).

“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati, sesungguhnya dia mahakuasa atas segala sesuatu.” 
(Fushshilat : 39).

“Katakanlah, ‘Allahlah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada Hari Kiamat yang tidak ada keraguan padanya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” 
(Al-Jatsiyah : 26).

“Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.” 
(Fathir :22).

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” 
(Az-Zumar : 42).

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).” 
(Az-Zumar : 68).

“(Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncangkan alam, tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut.” 
(An-Nazi’at : 6-8).


“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan Hari Kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.” 
(Al-Haj : 1-2).

Senin, 11 Juni 2012

sabda nabi muhammad tentang ibu


Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :
حَدَّثَنَا عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْيَمَامِيُّ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ عَنْ أَبِي كَثِيرٍ يَزِيدَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنِي أَبُو هُرَيْرَةَ قَالَ كُنْتُ أَدْعُو أُمِّي إِلَى الْإِسْلَامِ وَهِيَ مُشْرِكَةٌ فَدَعَوْتُهَا يَوْمًا فَأَسْمَعَتْنِي فِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَكْرَهُ فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا أَبْكِي قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ أَدْعُو أُمِّي إِلَى الْإِسْلَامِ فَتَأْبَى عَلَيَّ فَدَعَوْتُهَا الْيَوْمَ فَأَسْمَعَتْنِي فِيكَ مَا أَكْرَهُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ يَهْدِيَ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ اهْدِ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَخَرَجْتُ مُسْتَبْشِرًا بِدَعْوَةِ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا جِئْتُ فَصِرْتُ إِلَى الْبَابِ فَإِذَا هُوَ مُجَافٌ فَسَمِعَتْ أُمِّي خَشْفَ قَدَمَيَّ فَقَالَتْ مَكَانَكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ وَسَمِعْتُ خَضْخَضَةَ الْمَاءِ قَالَ فَاغْتَسَلَتْ وَلَبِسَتْ دِرْعَهَا وَعَجِلَتْ عَنْ خِمَارِهَا فَفَتَحَتْ الْبَابَ ثُمَّ قَالَتْ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَرَجَعْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ وَأَنَا أَبْكِي مِنْ الْفَرَحِ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَبْشِرْ قَدْ اسْتَجَابَ اللَّهُ دَعْوَتَكَ وَهَدَى أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ خَيْرًا قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُحَبِّبَنِي أَنَا وَأُمِّي إِلَى عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ وَيُحَبِّبَهُمْ إِلَيْنَا قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ عُبَيْدَكَ هَذَا يَعْنِي أَبَا هُرَيْرَةَ وَأُمَّهُ إِلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ وَحَبِّبْ إِلَيْهِمْ الْمُؤْمِنِينَ فَمَا خُلِقَ مُؤْمِنٌ يَسْمَعُ بِي وَلَا يَرَانِي إِلَّا أَحَبَّنِي
Amr an-Naqid menuturkan kepada kami. Dia berkata; Umar bin Yunus al-Yamami menuturkan kepada kami. Ikrimah bin Ammar menuturkan kepada kami dari Abu Katsir Yazid bin Abdurrahman. Dia berkata; Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- menuturkan kepadaku, dia berkata, “Dahulu aku senantiasa mengajak ibuku agar mau memeluk Islam, ketika itu dia masih musyrik. Suatu hari aku mengajaknya namun dia justru memperdengarkan mengenai diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepadaku yang membuatku tidak suka, maka aku datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan menangis, lalu aku katakan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku selalu mengajak ibuku untuk masuk Islam akan tetapi dia enggan mengikuti ajakanku itu, kemudian suatu ketika ketika aku mengajaknya untuk itu, dia justru memperdengarkan kepadaku mengenai dirimu yang membuat aku tidak suka, maka doakanlah kepada Allah agar memberikan petunjuk kepada ibu Abu Hurairah.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa, ‘Ya Allah, tunjukilah ibu Abu Hurairah’, kemudian aku keluar dengan perasaan gembira mengharap terkabulnya doa Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu. Ketika pulang aku dapati pintu rumah terkunci. Ibuku mendengar langkah kedua kakiku, lalu dia mengatakan, ‘Tetaplah di tempatmu wahai Abu Hurairah’. Lalu aku mendengar suara gemericik air.” Abu Hurairah mengatakan, “Ternyata dia mandi lalu mengenakan pakaian rumahnya dan bergegas memakai kerudungnya kemudian membukakan pintu, dia mengatakan, ‘Wahai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.’.” Abu Hurairah berkata, “Aku pun kembali menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku menemui beliau sambil menangis karena bahagia.” Abu Hurairah berkata, “Aku katakan, ‘Wahai Rasulullah, bergembiralah, sesungguhnya Allah telah mengabulkan doa anda dan memberikan petunjuk kepada ibu Abu Hurairah.’ Maka beliaupun memuji Allah, menyanjung-Nya dan mengucapkan kata-kata yang baik.” Abu Hurairah berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar menjadikan aku dan ibuku dicintai oleh hamba-hamba-Nya yang beriman dan agar Allah membuat kami pun mencintai mereka.’.” Abu Hurairah berkata, “Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah hambamu ini Abu Hurairah dan ibunya sebagai orang yang dicintai oleh hamba-hamba-Mu yang beriman dan buatlah mereka itu mencintai orang-orang yang beriman.’ Maka sejak itu tidaklah ada seorang mukmin yang tercipta dan mendengar tentang diriku atau melihatku melainkan pasti mencintaiku.” (HR. Muslim dalam Kitab Fadha’il as-Shahabah, lihat Syarh Nawawi [8/113-114])
\
Hadits ini menunjukkan banyak pelajaran berharga, di antaranya :
  1. Hendaknya seorang anak berusaha untuk mendakwahi orang tuanya dengan cara yang baik
  2. Doa merupakan sebab orang lain mendapatkan petunjuk dari Allah
  3. Bakti anak kepada orang tuanya, dan mendakwahinya merupakan salah satu bentuk bakti kepadanya
  4. Hadits ini menunjukkan bahwa agama yang diterima oleh Allah hanyalah agama Islam
  5. Hadits ini menunjukkan bahwa hakikat ajaran Islam adalah tauhid dan lawannya adalah syirik
  6. Tantangan di dalam dakwah muncul dari orang-orang kafir meskipun mereka adalah orang yang dekat dengan sang da’i. Hal ini menuntut kesabaran dan keteguhan
  7. Hendaknya kembali kepada ulama ketika menghadapi persoalan yang pelik
  8. Bolehnya meminta orang soleh untuk mendoakan kebaikan bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain yang dicintainya
  9. Hadits ini menunjukkan besarnya kecintaan Abu Hurairah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan agama Islam
  10. Hadits ini juga menunjukkan kecintaan Abu Hurairah agar ibunya mendapatkan hidayah
  11. Bolehnya menangis karena sedih akan musibah yang dialami dan hal itu tidaklah menafikan kesabaran
  12. Adab dan sopan santun para sahabat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
  13. Hadits ini menunjukkan bolehnya menceritakan kejelekan seseorang kepada orang lain dalam rangka menasihatinya atau mencari jalan demi memperbaiki keadaannya
  14. Hadits ini menunjukkan bolehnya seseorang menceritakan kebaikannya selama tidak dikhawatirkan muncul rasa ujub dan apabila memang ada maslahatnya yang jelas
  15. Hadits ini menunjukkan bahwa hidayah bukan di tangan Nabi namun di tangan Allah ta’ala
  16. Hadits ini menunjukkan bolehnya mendoakan orang kafir agar dia mendapatkan hidayah
  17. Hadits ini menunjukkan keutamaan berdoa dengan menggunakan ungkapan ‘Allahumma’
  18. Hadits ini mengandung penetapan uluhiyah dan rububiyah dalam diri Allah ta’ala semata
  19. Hadits ini menunjukkan bahwa pemberian nama kunyah merupakan tradisi yang sudah dikenal orang musyrikin arab sebelum diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
  20. Hendaknya memasuki rumah melalui pintunya
  21. Orang musyrik apabila masuk Islam maka diperintahkan untuk mandi
  22. Orang sudah dihukumi sebagai muslim dengan ucapan dua kalimat syahadatnya
  23. Segala sesembahan selain Allah adalah batil
  24. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak boleh diibadahi
  25. Tidak boleh beribadah kecuali dengan syari’at Nabi
  26. Wajib membenarkan sabda-sabda Nabi
  27. Wajib menaati perintah dan larangan Nabi
  28. Menangis karena gembira
  29. Doa Nabi mustajab
  30. Segala kebaikan bersumber dari Allah
  31. Setiap mukmin yang mengetahui Abu Hurairah pasti mencintainya, hal ini menunjukkan bahwa orang yang mengaku Islam tapi membenci Abu Hurairah -padahal dia mengetahui siapa beliau- maka keimanannya dipertanyakan.
  32. Cinta dan benci karena Allah
  33. Hadits ini menunjukkan keutamaan Abu Hurairah dan ibunya
  34. Hadits ini menunjukkan keutamaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
  35. Hadits ini menunjukkan bahwa Allah Maha mendengar dan mengabulkan doa
  36. Dan faidah lain yang belum saya ketahui, wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.


firman Allah SWT : “Sungguh akan dibayar upah (pahala) orang-orang yang sabar itu dengan tiada batas hitungan” (QS. Az-Zumar: 10)

Begitulah Nabi Muhammad S.A.W. menangisi nasib kaum wanita dari ummatnya nanti di akherat, tetapi sekarang kalau kaum wanita Islam disuruh memakai kerudung kepala, banyak alasannya ada yang mengatakan fanatika agama, sudah kuno tidak cocok dengan zaman, panas dan lain sebagainya. Sikap kaum wanita di zaman sekarang sungguh bertolak belakang dengan sikap kaum wanita di zaman dahulu diwaktu ayat kerudung kepala itu turun, sebagaimana diceritakan oleh Aisyah, istri Nabi Muhammad S.A.W. berikut ini : “telah berkata Aisyah : Mudah-mudahan Allah memberi rahmat atas perempuan-perempuan Muhajirat yang dahulu. Diwaktu Allah menurunkan ayat kerudung itu, mereka koyak kain-kain berlukis mereka yang belum dijahit, lalu mreka jadikan kerudung”.
Perintah Allah diatas ditegaskan lagi oleh Nabi Muhammad S.A.W. dalam hadist beliau yang artinya : “Wahai Asma! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah cukup umur, tidak boleh dilihat seluruh anggota tubuhnya, kecuali ini dan ini, sambil rasulullah menunjuk muka dan kedua tapak tangannya”.




firman Allah SWT : “Sungguh akan dibayar upah (pahala) orang-orang yang sabar itu dengan tiada batas hitungan” (QS. Az-Zumar: 10)






وَأمّا عَلامَةُ النّاصِحِ فَأربَعَةٌ : يَقضي بِالحَقِّ ويُعطي الحَقَّ مِن نَفسِهِ ويَرضى لِلنّاسَ ما يَرضاهُ لِنَفسِهِ ولايَعتَدي عَلى أحَدٍ؛

Tanda orang yang memberikan nasihat ada empat: mengadili dengan kebenaran, menerapkan kebenaran meskipun pada dirinya, memperlakukan masyarakat sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri dan ia tidak berbuat aniaya pada seseorangpun



Tanda orang yang berbuat riya’ itu ada tiga: Bersemangat jika banyak orang, bersikap malas jika sendirian dan suka dipuji dalam banyak hal.






Sabda nabi SAW “Wanita yg taat akan suaminya, semua burung-burung di udara, ikan di air, malaikat di langit, matahari dan bulan semuanya beristighfar baginya selama ia masih taat pada suaminya dan diridhaiNya.”




firman Allah: "Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Maka siapakah yang lebih lalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya?(Al-An,aam:157).


Minggu, 10 Juni 2012

Kaum wanita menyangka bahwa tidak memakai jilbab adalah dosa kecil yang tertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah harus diluruskan. Kaum wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya sebagai bunyi surat Al Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya :”… . . Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan diakhirat dia termasuk orang-orang yang merugi


surat Al Ahzab ayat 59 yang artinya sebagai berikut. : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri engkau, anak-anak perempuan engkau dan isteri-isteri orang mu’min, supaya mereka menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang, maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat. Allah pengampun lagi pengasih”.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفاً فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴾ Artinya : "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". Q.s. Ar-Rum:30

surat Al Ahzab ayat 59 yang artinya sebagai berikut. : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isteri engkau, anak-anak perempuan engkau dan isteri-isteri orang mu’min, supaya mereka menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang, maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat. Allah pengampun lagi pengasih”.




Kaum wanita menyangka bahwa tidak memakai jilbab adalah dosa kecil yang tertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah harus diluruskan. Kaum wanita yang tak memakai jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah, tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya sebagai bunyi surat Al Maidah ayat 5 baris terakhir yang artinya :”… . . Barang siapa yang mengingkari hukum-hukum syariat islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan diakhirat dia termasuk orang-orang yang merugi